Jumat, 29 Januari 2016

ILMU SOSIAL DASAR



PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT

 
Bab I
Pendahuluan


A.    Latar belakang
Hidup bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan baik antara dihubungkan dengan menghubungkan antara individu-individu maupun antara kelompok dan golongan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis dimana setiap anggota satu dan lainnya harus saling memberi dan menerima. Anggota memberi karena ia patut untuk memberi dan anggota penerima karena ia patut untuk menerima. Ikatan berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuatnya bersama diantara para anggotanya menjadikan alat pengontrol agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari ketentuan yang telah disepakati itu.
Rasa solidaritas, toleransi, tenggang rasa sebagai bukti kuatnya ikatan itu. Pada diri setiap anggota terkandung makna adanya saling ikut merasakan dan saling bertanggungjawab pada setiap sikap tindak baik mengarah kepada yang positif maupun negatif. Disamping adanya suatu harmonisasi disisi lain ada keadaan bukan harmonisasi ditemukan yaitu disharmonisasi. Bukan keadaan organisasi tetapi disorganisasi.
Sering kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya pada kondisi tertentu diwarnai oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui pertentangan-pertentangan. Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan negara mengalami kegoyahan yang terkadang tidak terkendali dan dari situlah terjadinya perpecahan.
Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideologi tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Perbedaan kepentingan
2.      Prasangka diskriminasi dan ethosentris
3.      Pertentangan sosial ketegangan dalam masyarakat
4.      Golongan-golongan yang berbeda dan integrasi sosial
5.      Integrasi internasional


C.   Tujuan Penulisan  
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hal tentang pertentangan sosial dan integrasi masyarakat.

D.    Manfaat Penulisan
Bermanfaat bagi pembaca dapat menjadi referensi, memperluas wawasan dan pemahaman mengenai pertentangan sosial dan integrasi masyarakat.



Bab II
Pembahasan


A.    Perbedaan Kepentingan
Perbedaan kepentingan adalah tingkah laku yang dilakukan individu dalam melakukan kelangsungan hidup yang bila dikerjakan dan berhasil maka dapat merasakan kepuasan dari kepentengingan yang dilakukan oleh setiap individu itu berbeda-beda. Jadi dari setiap inividu tersebut tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya baik jasmani maupun rohani maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya.
Dari perbedaan kepentingan dari setiapa individu tersebut bisa diambil garis besarnya seperti kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang cinta dari orang tua maupun orang lain, kepentingan individu memperoleh harga diri, kepentingan individu mempeoleh jabatan, kepentingan individu memperoleh kebebasan dll.
Contoh kasus dalam perbedaan kepentingan pada kasus misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menebang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

B.     Prasangka Diskriminasi dan Ethosentris
Diskriminasi dan ethosentris dimana dari setiap kata tersebut memiliki arti sendiri bahkan memiliki dampak yang berbeda. Kata prasangka dapat dijelaskan bahwa prasangka merupakan sifat negatif terhadap sesuatu. Dalam kondisi prasangka untuk menggapai akumulasi materi tertentu atau untuk status social bagi suatu individu atau suatu kelompok social tertentu. Seorang yang berprasangka rasial biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkanya. Dalam islam di sebutkan terdapat prasangka baik dan prasangka buruk yang sering didengar dikalangan masyarakat Indonesia yang mayoritas islam yaitu husnuzhan yaitu berbaik sangka dan su’udzon yaitu berburuk sangka.
Yang kedua diskriminasi yang memiliki definisi yaitu merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain. Diskriminasi langsung terjadi saat hukum peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya dan menghambat adanya peluang yang sama. Diskriminasi tidak langsung terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.
Yang ketiga yaitu ethnosentrisme menjelaskan tentang suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung tidak luwes.

C.    Pertentangan Sosial Ketegangan dalam Masyarakat
Pertentangan sosial ketegangan dalam masyarakat, pertentangan sosial memiliki arti yang sangat luas yang intinya pertentangan itu merupakan suatu tingkah laku yang bertolak belakang bahkan bisa disebut juga dengan konflik dan konflik ini merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya misalnya kebencian atau permusuhan. Pertentangan Sosial adalah suatu kegiatan  yang menentang ilmu-ilmu sosial yang biasanya terjadi karena kesalahpahaman. Contoh pertentangan sosial adalah tauran, kerusuhan, perang antar suku dll.
Dalam lingkungan masyarakat sering ditemukan kasus pertentangan sosial juga biasanya terjadi dalam kehidupan rumah tangga kasus KDRT sering terjadi di Indonesia. Adapun pemecahan masalah dari konlik atau pertentangan sosial ini seperti elimination yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yang diungkapkan dengan kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri. Subjugation atau domination artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya. Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi. Minority Consent artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama. Compromise artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah. Integration artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

D.    Golongan-golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Aspek-aspek dari kemasyarakatan:
1.                  Suku bangsa dan kebudayaannya.
2.                  Agama
3.                  Bahasa
4.                  Nasional Indonesia
Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma. Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain:
a.       Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka.
b.      Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
c.       Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara konsisten.

Integrasi Internasional merupakan masalah yang dialami semua negara di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Beberapa masalah integrasi internasional, antara lain:
a.       Perbedaan ideologi
b.      Kondisi masyarakat yang majemuk
c.       Masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh
d.      Pertumbuhan partai politik

Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi:
a.       Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.
b.      Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab).
c.       Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan
d.      Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu.
E.     Integrasi Internasional
            Integrasi internasional ini merupakan sebuah teori yang dianalogikan sebagai satu payung yang memayungi berbagai pendekatan dan metode penerapan yaitu federalisme, pluralisme, fungsionalisme, neo-fungsionalisme, dan regionalisme. Meskipun pendekatan ini sangat dekat dengan kehidupan saat ini tetapi hal ini rasanya masih sangat jauh dari realisasinya sebagaimana sekarang banyak teoritisi integrasi memfokuskan diri pada organisasi internasional dan bagaimana berubah dari sekedar alat menjadi struktur dalam negara.
Konsep integrasi internasional berbeda dengan konsep serupa tentang internasionalisme, kerjasama internasional/regional, organisasi internasional, gerakan internasional, sistem internasional, dll. Integrasi menitikberatkan perhatiannya pada proses atau hubungan, dimana pemerintahan secara kooperatif bertalian bersama seiring dengan perkembangan homogenitas kebudayaan, sensitivitas tingkah laku, kebutuhan sosial ekonomi, dan interdependensi yang dibarengi dengan penegakan institusi supranasional yang multidimensi demi memenuhi kebutuhan bersama. Hasil akhirnya adalah kesatuan politik dari negara-negara yang terpisah di tingkat global maupun regional.



Bab III
Penutup

Kesimpulan:
            Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia. Ketika berinteraksi dengan sesama manusia, selalu diwarnai dua hal, yaitu konflik dan kerjasama. Dengan demikian konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia, karena itu tidak ada masyarakat yang steril dari realitas konflik. Pertentangan dan konsensus, integrasi dan perpecahan adalah proses fundamental yang walau dalam porsi dan campuran yang berbeda, merupakan  bagian dari setiap sistem sosial yang dapat di mengerti. Karena konflik merupakan  bagian kehidupan sosial, maka dapat dikatakan konflik sosial merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditawar.


    
Bab IV
Referensi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar